Selasa, 28 April 2009

Sheila on 7 at Museum Komik Indonesia (Class Music Heroes)












Siapa sih yang tidak kenal sheila on 7 !
sebuah group band fenomenal Indonesia yang lahir dari kota seni "Jogjakarta"
Lebih dari 12 tahun berkarya di dunia musik Indonesia, Sheila on 7 pernah menjadi anak emas di blantika musik tanah air dan tentunya mereka juga telah meraih berbagai macam penghargaan yang membanggakan.

meski saat ini mereka tidak lagi ada pada masa keemasannya namun mereka tetap bisa membuktikan exsistensinya di dunia musik, setelah melepaskan album ke-6 yang bertajuk "menentuka arah" pada bulan maret kemaren mereka kembali mendapatkan sebuah penghargaan class music heroes yang diberikan oleh pihak class mild bagi 17 insan seni indonesia yang dianggap ngk banyak ngomong tapi punya prestasi mencorong alias "talk less do more".

Khusus untuk sheila on 7 acara shooting class music heroes dilakukan di Bali, tepatnya di museum komik indonesia (MKI) yang beralamat di jalan sunset road - Kuta. pada tanggal 29 maret 2009, sheila on 7 rela berpanas-panas ria untuk menyukseskan acara ini. dimulai pada jam 10 pagi hingga sekitar jam 3 sore , mereka membawakan sekitar 6 lagu dibawah terik matahari yang begitu menyengat . acara ini juga diisi dengan pemberian tropi class music heroes untuk sheila on 7 serta talk less do more untuk museum komik indonesia(MKI). Selain itu pihak MKI juga memberikan souvenir kepada sheila on 7 berupa tshirt bergambarkan karikatur personel sheila on 7. rencananya acara class music heroes ini akan ditayangkan di trans tv setiap hari sabtu jam 10.30 wita.

Taman Ujung ( The Masterpiece of Karangasem King ; Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem)

























Taman Sukasada (Taman Ujung) Karangasem Suatu Mahakarya Raja Karangasem Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem bersama Arsitektur Bali, Belanda, dan Cina.

Taman Sukasada sekarang lebih terkenal dengan nama Taman Ujung Karangasem terletak di Dusun Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Taman ini berjarak sekitar 5 km arah tenggara dari Kota Amlapura. Taman yang dibangun oleh Raja Karangasem: I Gusti Bagus Jelantik yang bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem dengan konsep sempurna ini merupakan kebanggaan warga Karangasem karena awalnya memiliki luas hampir 400 hektar, tetapi sekarang hanya sekitar 10 hektar karena tanah tersebut sebagian besar sudah dibagikan kepada masyarakat pada masa landreform. Kepemilikan Taman Ujung ini sekarang sudah diwariskan kepada ahli waris keluarga Puri Karangasem sehingga statusnya menjadi taman milik pribadi tetapi pengunjung umum diperkenankan mengunjungi taman yang tampak megah ini.

Taman Ujung yang merupakan salah satu masterpiece Bali dibangun pada tahun 1909 oleh prakarsa Raja Karangasem Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem dengan melibatkan arsitek Belanda yang bernama van Den Hentz dan seorang arsitektur Cina bernama Loto Ang. Pembangunan Taman Ujung juga banyak melibatkan arsitektur (undagi) tradisional serta mendapat petunjuk dari Mr. Wardodjojo seorang teknisi dari Dinas Pekerjaan Umum. Taman Ujung sebenarnya merupakan pengembangan Kolam Dirah yang telah dibangun lebih awal pada tahun 1901.

Pembangunan Taman Ujung selesai pada tahun 1921, namun pekerjaan pembangunan masih terus dilanjutkan. Tepatnya pada tahun 1937, Taman Sukasada (Taman Ujung) Karangasem diresmikan dengan sebuah ‘mahligya’ yang ditandai dengan sebuah prasasti batu marmer yang ditulis dengan huruf latin dan Bali dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bali. Prasasti tersebut ditempelkan pada salah satu dinding di Bale Warak.

Marmer sebelah kiri yang bertulis huruf latin berjumlah 8 baris berbunyi:
    Peringatan
    Waktoe kerja
    Dewa jadnya
    Maligya
    Poeri Agung
    Kawan Karangasem
    Tanggal
    6 Agustus 1937
Sedangkan marmer sebelah kanan dengan aksara dan bahasa bali berbunyi
    Pekeling daweg rahina karyya dewwa yajna
    miwah malighya rin puri agung kawan karanase
    m, duk rahina, su, pa, wara prabakat, pan pin
    m, sasih, 2, usaka 1859 maka li
    nga rin malighya, padhandha ghde ktut karanase
    da hanake hangun ghde hanlurah ktut karangase
    m raja lombok, miwah hida hanake hagun
    ghde jlanthik, jumnen hagun ring karanasem.
Kedua prasasti tersebut menunjukkan bahwa pembangunan selesai pada tanggal 6 Agustus 1937. Hal yang menarik dari kompleks bangunan tersebut yaitu perpaduan tiga unsur budaya yaitu Bali, Belanda, dan Cina sehingga melahirkan kekhasan arsitekturnya. Arsitektur Bali terlihat jelas pada motif dekorasinya berupa cerita-cerita wayang serta motif patra lainnya, arsitektur Belanda terlihat pada bentuk bangunannya yang memiliki gaya indis, dan arsitektur Cina terlihat pada pembuatan gapura masuk, kolam segidelapan, dan Bale Bundar (gasebo).

Text are Cheated from www.arkeologi.web.id
All Photos are taken by Sashy

Just Black and White


Kenapa Hanya Hitam dan putih ?
karena bagiku hidup hanya terdiri dari hitam dan putih
hitam dan putih adalah warna mutlak dalah kehidupan , warna -warna lain hanya sebuah pelengkap yang dalam perjalanannya kadang menyamarkan arti dari hitam dan putih itu sendiri.
hitam dan putih adalah sebuah pilihan
hitam dan putih adalah sebuah jalan yang harus kita tapaki
ketika kita melangkahkan kaki di dunia
hitam dan putih adalah pilihan pertama yang akan kita hadapi
hidup sebagai yang-hitam atau hidup sebagai yang putih.
meski seiring berjalannya waktu hitam bisa menjadi putih, atau putih bisa menjadi hitam , semua itu tetap sebuah pilihan .
pilihan yang sejatinya hanya kita sendiri yang menetukannya
kadang ada keragu-raguan atau ketidak pastian dalam pilihan kita antara hitam dan putih , maka warna kelabu muncul mendominasi pikiran kita atas semua keraguan yang kita miliki.
namun akhirnya meski sebesar apapun keraguan dan ketidak pastian itu , pada akhirnya hitam dan putih adalah sebuah pilihan terakhir yang mutlak harus ditentukan ....
lalu saat ini bertanyalah pada hatimu , kamu memilih yang mana ....hitam atau putih ?